Langsung ke konten utama

Sistem Sanitasi Bangunan | Dlidir Konstruksi

Sistem sanitasi pada suatu bangunan. Sanitasi adalah suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar keadaan di dalam rumah selalu bersih dan sehat. Untuk menunjang syarat ini, bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi, adanya penyediaan air bersih yang cukup dan pembuangan air kotor yang lancar.

Dlidir Konstruksi

Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai air minum yang berguna untuk kebutuhan hidup manusia seperti minum, masak, cuci. Air harus jernih, bersih dari kuman penyakit dan kotoran lain, tidak mengandung zat kimia aktif, tidak berbau dan tidak ada rasa.

Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan penyakit.

Perlengkapan sanitasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1.    Alat penerima air buangan     : kamar mandi, WC, bak dapur, tempat cuci, talang air hujan
2.    Saluran pembuang        : dari pipa tanah atau pipa beton
3.    Tempat pembuangan        : riool kota, peresapan buatan

Oleh karena itu Kontraktor Bangunan mewajibkan tiga aspek penting dalam setiap pelaksanaan proyek bangunannya harus benar – benar masuk dalam standar kelayakan bangunan. Tiga aspek penting ini adalah struktur bangunan, kelistrikan, dan sanitasi. Tiga aspek penting ini harus diperhatikan dan tidak boleh disepelekan. Karena berhubungan dengan keselamatan dan kelayakan bangunan.

Perlengkapan sanitasi

  • Septic Tank
Air buangan dari WC tidak boleh langsung di buang ke tempat pembuangan, baik yang berupa riool kota atau peresapan buatan karena membawa kotoran yang dapat menimbulkan wabah penyakit. Untuk mencegah hal ini maka air buangan dari WC harus dimasukkan dulu  dalam sebuah bak penghancur kotoran yang disebut septick tank.

Septic tank harus selalu ada airnya untuk proses penghancuran kotoran, karena itu bak harus dibuat rapat/kedap air. Kotoran-kotoran di dalam septic tank akan dimakan oleh bakteri-bakteri penghancur dan untuk menjaga kehidupan bakteri ini septic tank harus cukup udara yang segar. Untuk memperoleh udara segar, bak harus dihubungkan dengan udara luar dengan sebuah pipa hawa.

Air yang mengandung sabun atau bahan pencuci lain, tidak boleh masuk ke dalam bak septic tank, karena bahan deterjen dapat membunuh bakteri-bakteri penghancur.. Bak septic tank dibuat sedekat mungkin dengan WC agar kotoran tidak terhambat di saluran pembuang, tetapi harus diusahakan berjarak lebih dari 5 m dari sumur air bersih.
  • Bak Penangkap Lemak
Air buangan dari dapur kadang-kadang masih membawa sisa makanan yang mengandung lemak. Sisa makanan ini tidak boleh langsung dibuang ke dalam sumur peresapan karena akan dapat menutup pori-pori tanah yang mengakibatkan air buangan tidak lagi dapat meresap ke dalam tanah. Untuk mengatasi dan mencegah sisa makanan ikut terbawa sampai ke sumur peresapan, maka air buangan dapat ditampung dulu pada sebuah bak penangkap lemak. Pada bak ini semua sisa makanan akan tertinggal yang dalam waktu-waktu tertentu dapat diambil untuk dibuang keluar.
  • Sumur Resapan  
Sumur resapan harus diletakkan pada sudut halaman yang terpencil, agak jauh dari tempat bermain anak-anak dan ditutup dengan tanah atau rumput. Jarak sumur resapan harus lebih dari 10 m dari sumur air bersih.
  • Pipa Saluran Pembuangan
Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama-sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Masing-masing harus dibuatkan pipa-pipa pembuang sendiri-sendiri. Untuk mengalirkan air buangan dari alat penerima ke tempat pembuangan dapat dipakai pipa dari tanah, pipa beton, pipa galvani, pipa pralon. Bila pipa ditanam dalam kolom sebaiknya menggunakan pipa galvani. Untuk air kotoran dipakai pipa bulat yang dipasang rapat dan ditanam dalam tanah.

Untuk air hujan dapat dipakai pipa dari beton (Gravel) ½ lingkaran yang dipasang terbuka di atas tanah. Panjang pipa ini adalah 1 m, untuk menyambungnya dipakain perekat 1 semen : 3 pasir dengan diberi landasan bata. Diameternya dapat dipakai 10 cm, 15 cm, 20 cm, atau sesuai kebutuhan. Kemiringan pipa horizontal air kotor (sabun) min 2%, pipa kotoran (septictank) min.5%, pipa air bersih min.1%.
  • Bak Kontrol
Pada saluran pembuangan ini harus diberi bak-bak kontrol yang dipasang pada setiap jarak 3 m, pada belokan, pada pertemuan beberapa pipa pembuang atau pada pergantian diameter pipa. Bak kontrol ini berfungsi untuk menampung kotoran-kotoran yang terbawa air buangan dan sebagai tempat untuk memeriksa saluran secara  berkala.

Syarat Perancangan Sebuah WC
1.    Harus dapat sinar matahari langsung dan penghawaan
2.    Seluruh system (dinding, lantai,dll) kedap air waterproof  trasram
3.    Sistem pemipaan (plumbing) harus efisien (KM/WC & dapur sebaiknya berdekatan)
4.    Mudah dioperasikan & dirawat mudah dibersihkan higienis
5.    Finishing lantai harus material anti slip/ tidak licin keramik, ubin, dll
6.    Finishing dinding boleh material slip atau anti slip mudah dibersihkan
7.    Konstruksi lantai dibuat dengan kemiringan min.1% (air bisa mengalir)
8.    Ukuran KM/WC antropometris (bisa digunakan dengan nyaman oleh manusia) :
 - Posisi bak mandi disebelah kanan kloset
 - Tinggi bak mandi (sekitar 70 – 80 cm)
 - Lantai KM/WC harus lebih rendah dari lantai ruang sebelumnya (sekitar 3-10 cm)

Link kami lainnya :

Kontraktor Kolam Renang jasa buat kolam renang indoor, outdoor, rooftop, lap pol

I. Sistem Sanitasi Bangunan

Seperti yang sudah dijelaskan diatas tentang syarat dan kelengkapan sanitasi, berikut penjelasan lengkap perencanaan Sistem Sanitasi Bangunan.

Sistem sanitasi bangunan dapat diuraikan menjadi 2 bagian, yakni :

  1. Alat-alat Saniter
  2. Instalasi Air Bersih / Kotor

Untuk kategori Air Bersih, sumbernya ialah :

  1. Air PAM
  2. Sumber air setempat, misalkan sumur dan sumber mata air bersih lain. Dengan persyaratan antara lain :
    • Tidak berbau
    • Tidak berasa
    • Tidak berwarna

Sedangkan untuk kategori Air Kotor, sumbernya ialah :

  1. Air hujan
  2. Limbah cair buangan rumah tangga, contohnya air sisa / bekas cucian, air sabun, air tinja.

II. Alat-alat Saniter

Berikut adalah beberapa contoh alat yang termasuk ke dalam kategori Saniter :

  • Bath tub : Bak untuk mandi, biasanya dilengkapi kran air dingin dan kran air panas.
  • Shower : Alat yang digunakan sebagai pancuran air mandi.
  • Closet : Alat untuk buang air besar / kecil. Dengan model jongkok / duduk.
  • Urinoir : Untuk buang air kecil khusus bagi pria.
  • Bidet : Untuk buang air kecil khusus bagi wanita.
  • Wastafel / Lavatory : Untuk mencuci tangan dan membilas wajah.
  • Sink : Untuk mencuci piring dan peralatan dapur lainnya.
Dlidir Konstruksi
Contoh penempatan peralatan pada kamar mandi

III. Instalasi Air Bersih

Berikut adalah contoh skema jaringan instalasi air bersih :

Dlidir Konstruksi
Contoh skema 1

Dlidir Konstruksi
Contoh skema 2

IV. Instalasi Air Bersih : Penggunaan dan Detail Tandon

Penggunaan Tandon air dapat memberikan keuntungan, yang dimana tandon dapat menyimpan air/ terdapat persediaan air pada waktu listrik padam / aliran PAM mati. Yang perlu diperhatikan adalah perawatan / pemeliharaan bak tandon secara berkala.

Dlidir Konstruksi
Tampak mekanisme saluran air dalam tandon

V. Instalasi Air Bersih : Dimensi Pipa

Berikut ialah beberapa ukuran dimensi pipa pada jaringan kebutuhannya :

  • Halaman dan Taman : 1½” s.d. 2”
  • Menempel pada dinding : 1”
  • Menembus bangunan : ½” atau ¾”
  • Ukuran Kran air : ⅜” , ¾” dan ½

VI. Instalasi Air Kotor

  • Instalasi / jaringan air kotor
    • Sistem jaringan-Sistem Terbuka untuk air hujan / saluran yang tidak menimbulkan bau.
    • Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi.
  • Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu:
    • Saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan
    • Saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan
Dlidir Konstruksi
Contoh instalasi / jaringan air kotor

VII. Persyaratan untuk Instalasi Air Kotor

Berikut adalah beberapa persyaratan instalasi air kotor :

  1. Jaringan tidak boleh langsung masuk ke saluran kota, kecuali saluran air hujan.
  2. Sistem harus dilengkapi trap yang berfungsi sebagai penahan bau dari saluran pembuang.
  3. Jaringan dibuat sependek mungkin.
  4. Jangan terlalu banyak bangunan.
  5. Belokan tidak boleh tajam < 90°.
  6. Pertemuan dan belokan diberi bak kontrol.
  7. Kemiringan saluran minimal 2%.
  8. Perlu perawatan secara periodik.

VIII. Instalasi Air Kotor : Septic Tank

Septic tank berfungsi sebagai tempat proses penghancuran disposal padat secara biologis atau dibantu bakteri pembusuk.

Dlidir Konstruksi
Tampak septic tank

Dlidir Konstruksi
Potongan septic tank

Dlidir Konstruksi
Dimensi septic tank tergantung kebutuhan kapasitas

IX. Instalasi Air Kotor : Sumur Resapan

Sumur resapan berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah, Terdapat 2 model peresapan, yaitu :

Dlidir Konstruksi
Model 1

Dlidir Konstruksi
Model 2

X. Instalasi Air Kotor : Bak Kontrol

Bak kontrol berfungsi untuk pemeliharaan jaringan saluran air secara periodik. Contoh penempatan bak kontrol yang mendasar adalah sebagai berikut :

Dlidir Konstruksi
Dibuat pada setiap jarak 4-6m

Dlidir Konstruksi
Digunakan untuk pertemuan pipa jaringan

Dlidir Konstruksi
Gambar jaringan pada pipa yang membelok

Dlidir Konstruksi
Detail bak kontrol untuk air hujan

Dlidir Konstruksi
Contoh detail bak kontrol

XI. Instalasi Air Kotor : Saluran Air Hujan (Sistem Terbuka)

Berikut merupakan beberapa persyaratan mengenai saluran air hujan :

  1. Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halaman disalurkan ke saluran kota (jika sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan lokal.
  2. Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan.
  3. Menggunakan pipa ½ Ø20 cm.
  4. Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usaha konservasi air tanah.
  5. Pada bagian yang terkena sirkulasi udara diberi/ditutup denganpelat beton/kisi-kisi besi beton.
  6. Pada pertemuan dan belokan diberi bak kontrol.
Dlidir Konstruksi
Contoh mekanisme peresapan saluran air hujan

XII. Instalasi Air Kotor : Dimensi Pipa

  • PVC diameter 4″ : Saluran Induk air kotor buangan dari kamar mandi, cucian dan air hujan digunakan pada umumnya menggunakan pipa PVC diameter 4“.
  • PVC diameter 3″ : Sedangkan untuk pipa tegak buangan air hujan dari talang di atap rumah menggunakan pipa PVC diameter 3“.
  • PVC diameter 2″ type D : Digunakan untuk saluran pembuangan kotor dari wastafel dan sink tempat cuci piring.

XIII. Simbol-simbol Terkait Sanitasi

Dlidir Konstruksi
Beberapa contoh simbol terkait sanitasi

Link kami lainnya :

Lantai Marmer Murah menyediakan marmer asli baik lokal maupun impor

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kontraktor Gedung Magelang Oleh Dlidir Konstruksi

Kontraktor Gedung Magelang oleh Dlidir Konstruksi. Struktur bangunan gedung terdiri atas beberapa bagian dimana setiap bagian mempunyai fungsinya tersendiri. Karenanya setiap bagian atau elemen ini harus dibuat dengan standar yang baik dan memerlukan pemeriksaan secara berkala. Dalam pemeriksaan ini parameter yang akan ditinjau adalah dari segi material dan perhitungan volume yang diperlukan dalam pembangunan gedung. Dlidir Konstruksi adalah salah satu pemborong rumah atau kontraktor  bangunan yang berfokus di Jawa Tengah dan D.I.Y. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk memperluas area pekerjaan di luar. Untuk itu kami selalu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pekerjaan kami agar semua klien dan calon klien merasa puas dan percaya bahwa kami Dlidir Konstruksi sangat bertanggung jawab atas proyek yang dikerjakan. Pada dasarnya sistem borongan sendiri ada dua, yaitu borongan tenaga saja atau borongan tenaga dan material. Dan yang sering kita kerjakan adalah borongan full atau bor

Kontraktor Gedung Bertingkat

Kontraktor Gedung Bertingkat Struktur, Tinggi, Jenis dan Teknologi yang digunakan. Berbagai gedung bertingkat terus bermunculan setiap hari di setiap kota di seluruh dunia. Bahkan berbagai gedung bertingkat tersebut mencapai ketinggian yang diluar nalar. Teknologi gedung bertingkat akan terus berkembang sedemikian rupa seiring semakin sempitnya lahan. Kontraktor Gedung Bertingkat Dan Jenisnya Gedung bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua, bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur bangunan. Bangunan dengan ketinggian di atas 40 meter digolongkan ke dalam bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi bangunan bertingkat rendah (2 – 4 lantai) dan bangunan berlantai banyak (5 – 10 lantai) dan bangunan pencakar langit. Pembagian ini disamping didasarkan pada sistem struktur juga persyaratan sistem lain yang harus dipen